Tulisan ini khusus untuk yang berusia 40 tahun keatas!

PHK massal kembali menghantam, bukan hanya di perusahaan raksasa seperti Gudang Garam (meskipun Unilever disebut mengalami laba turun). Namun, di balik angka efisiensi, ada krisis kemanusiaan yang tersembunyi.

Ini bukan tentang Gen Z yang adaptif. Ini tentang nasib para senior, usia 40-an hingga 50-an, yang mendadak kehilangan segalanya.

Ketika Leader Gagal Melihat ke Depan

Keputusan PHK sebetulnya adalah sinyal bahaya. Menurut James Gwee (pakar sales), PHK massal menunjukkan kegagalan leadership yang sudah bisa dilihat setidaknya dua tahun sebelumnya.

Kepemimpinan sejati bukan sekadar mengelola target harian atau menjadi “tukang peres” karyawan. Seorang pemimpin harus melihat jauh ke depan (tren pasar, teknologi, demografi). Jika tanda-tanda kemunduran sudah ada, tapi pemimpin tidak melakukan antisipasi drastis (misalnya, beradaptasi seperti industri rokok yang harusnya beralih ke vape), maka PHK adalah kegagalan mutlak.

Poin Kunci: PHK seharusnya tidak terjadi mendadak. Perusahaan punya kewajiban moral untuk membimbing (memberi skill baru) karyawan 3 bulan sebelum di-PHK agar mereka punya modal usaha awal.


Jurang Kesenjangan Digital yang Mematikan

Mengapa PHK ini sangat menyakitkan bagi usia 40-an ke atas? Karena mereka menghadapi jurang kesenjangan mindset dan skill:

  1. Gagap Digital: Sebagian besar (hingga 80% dari sampel) bahkan tidak punya TikTok. Mereka hanya familiar dengan Facebook, sementara dunia mencari uang sudah beralih ke platform baru.
  2. Minder Entrepreneur: Setelah puluhan tahun menjadi karyawan, mereka tidak punya pola pikir wirausaha. Jangankan berbisnis, mengambil risiko kecil pun sulit.
  3. Beban Keluarga Tinggi: Mereka umumnya adalah tulang punggung keluarga dengan biaya anak sekolah/kuliah yang sedang tinggi-tingginya. Ketika pendapatan hilang, mereka menderita sendirian (suffer in silence).

Mereka tidak punya modal digital Gen Z, dan tidak punya mindset “loncat” ke afiliator atau dropshipper. Padahal, di sinilah solusi sesungguhnya berada.


Solusi Sales “Modal Nol” di Era Digital

Dunia saat ini adalah zaman termudah untuk mencari pendapatan tanpa membutuhkan modal uang (financial capital).

Lupakan menyewa ruko 2 tahun di depan, mencetak ribuan brosur, atau memasang iklan mahal di TV. Kini, peran sales (makelar) sudah bertransformasi menjadi:

  • Afiliator & Dropshipper
  • Agregator (seperti Gojek, Shopee)
  • Penjual Produk Digital

Anda bisa menjual 15 produk berbeda di marketplace atau TikTok tanpa harus menyetok barang atau punya dapur produksi. Modal yang dibutuhkan hanyalah mindset dan keterampilan digital.

Kekuatan Storytelling Mengalahkan Fitur Produk

Masalahnya, banyak yang gagal dalam sales karena terlalu fokus pada fitur produk (“Ini kandungannya A, rasanya B”). Ini salah!

James Gwee menunjukkan cara menjual dengan nilai emosional dan storytelling:

Alih-alih menyuruh Anda membeli cake Dapur Coklat untuk dimakan sendiri, ia meminta Anda menjadikannya media rasa terima kasih. Kirimkan cake berkualitas ini kepada lima orang yang pernah berjasa membuka jalan bagi Anda di masa lalu.

Ini menjual sebuah cerita (“I still remember your kindness“) dan memanfaatkan reputasi brand untuk membangun kembali hubungan yang hilang.

Tips Closing & Referal: Agar potensi penjualan maksimal, mintalah jumlah yang spesifik. Jangan hanya bilang, “Beli satu!” Katakan, “Kasih saya lima nama dan alamat. Lima orang ini akan terkejut dan hati mereka hangat karena Anda masih mengingat kebaikan mereka.” Permintaan yang spesifik akan memicu ingatan dan emosi, meningkatkan penjualan dan potensi referal.


Penutup: Saatnya Adaptasi, Bukan Meratap

Bagi Anda yang berusia 40-an ke atas dan takut terdampak PHK, sadari bahwa hambatan terbesar Anda bukanlah uang, melainkan kemauan untuk beradaptasi.

Dunia sales digital menyediakan platform dan produk. Tugas Anda adalah mengasah keterampilan bercerita dan menguasai algoritma digital. Mulailah dari nol, karena di era ini, “modal nol” bukan lagi mitos.


Bagaimana pendapat Anda? Apa hal pertama yang akan Anda pelajari untuk beradaptasi di era digital ini?

www.erwinsnada.my.id | 0878 833 85 800 | @erwinsnada

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *